10 Juli 2007

Berkacalah, BOS!

kemaren, saya maen ke tempet temen saya, yang kebetulan jadi bos -agak aneh memang, saya kok punya temen bos, biasane pol mentok bakul jangan- dan ketemu sama kru-krunya yang sambat soal kelakuan tangan kanan nya, yang moga-moga masih temen saya juga.

dengan sok jagoan, saya tampung tha keluhan-keluhan kru-kru itu, saya sampekan ke temen saya yang kebetulan jadi bos itu -atau bos yang kebetulan jadi temen saya, ambigu memang-. wee lha dhalah, ternyata saya kalah gerilya, dan ndak cukup njijiki, untuk menjilat bos yang mau jadi temen saya itu.

"apa masalahnya sama orang itu, lha wong performanya baik, menetapkan aturan dengan tegas, dan menaikkan profit kok..."

"o..." saya bilang...

tampaknya bos itu tidak seprinsip dengan saya, -pegawai yang bahagia, adalah pegawai yang memberikan lebih banyak profit- tapi berprinsip sama seperti Negara -jangan kamu tanya apa yang negaramu berikan, tapi tanyalah, pada dirimu, apa yang kamu berikan pada negaramu-.

dalam kasus ini, kata negara boleh diganti dengan kata bos... jadi pegawai yang baik adalah pegawai yang memberikan profit tertinggi, memberikan jiwa dan raganya pada perusahaan, pokoke dengan nasionalisme, eh perusahaanisme tertinggi, adalah pegawai terbaik.

saya hanya bisa bilang, berkacalah bos... meskipun kamu tidak pernah melarat seumur-umur, tidak pernah jadi pegawai yang bekerja pada orang lain,
selalu punya opsi, dan tidak pernah kalah. coba deh jadi mereka, yang selama ini mengalirkan duit ke pundi-pundimu...

Tidak ada komentar: